Tuesday, July 15, 2014

Penghijauan Wanagama

Penghijauan Wanagama


Oase di Tengah Perbukitan
Hotel Yogyakarta Penghijauan Wanagama
Bagi para pelancong yang menginap di hotel Yogyakarta dan suka ke daerah pantai, tentu mengenal wilayah Gunungkidul yang terletak di tenggara Kota Yogyakarta karena memiliki pantai-pantai indah di bagian selatannya. Dengan dominasi kawasan perbukitan karst, menyebabkan wilayah ini beriklim tropis dan lahan yang tidak subur untuk budidaya pertanian. Melihat kondisi alam yang tandus dan gersang tersebut, beberapa akademisi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada tergerak untuk menghijaukan kembali daerah ini dengan reboisasi (penghijauan) besar-besaran. Inilah oase di tengah gersangnya daerah Gunungkidul.

Dipelopori oleh guru besar peraih anugerah Kalpataru (penghargaan tertinggi di Indonesia untuk urusan lingkungan), Prof. Oemi Hani'in Suseno, Wanagama disulap menjadi hutan seluas 10 hektar yang menaungi daerah gersang tersebut sejak tahun 1964. Kegigihan Prof. Oemi dan rekan-rekannya tersebut menarik perhatian berbagai kalangan, sehingga bekerja sama mewujudkan hamparan hijau seluas 600 hektar saat ini. Ketika memasuki kawasan hutan, Anda akan ditemani barisan pepohonan mulai dari pohon akasia sebagai penghasil bubur kayu yang menjadi primadona banyak perusahaan Hutan Tanaman Industri di Indonesia, pohon kayuputih dengan minyak atsiri yang berkhasiat untuk menghangatkan tubuh, pohon pinus yang meneduhkan, eboni, cendana, murbei dan jati. Tak hanya itu, ribuan flora dan fauna juga ada di hutan ini, sehingga pengunjung merasakan kenyamanan dan ketenangan dari alam dan mungkin tidak didapatkan jika hanya berdiam diri di hotel Yogyakarta.

Peninggalan Pangeran Charles
Jenis tanaman yang membuat hutan ini mendunia dan banyak terdapat di Wanagama adalah pohon jati yang ditanam Pangeran Charles saat berkunjung ke Wanagama pada tahun 1989. Jati terkenal karena keawetan dan kekuatannya yang dapat merusak baja kapal jika berbenturan. Konon, ada hubungan unik antara pohon yang disebut Jati Londo ini dengan pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana. Saat tanaman ini tumbuh satu meter, pohon ini mengering berbarengan dengan perpisahan pasangan Kerajaan Inggris tersebut. Selain itu, Raja Inggris tersebut meninggalkan rute yang menjadi favorit para pengunjung Wanagama atau wisatawan yang menginap di hotel Yogyakarta, yaitu dari Wisma Cendana berakhir di Bukit Hell, di mana sepanjang 50 meter banyak pohon cendana di kanan kirinya.

Selain tanaman, hutan ini memiliki keindahan lain berupa tiga aliran air, yakni Sungai Oya, Sendang Ayu dan Banyu Tibo, yang menawarkan kesegaran dan kesejukan setelah lelah mengelilingi Wanagama. Jika Anda menelusuri aliran tersebut, terdapat satu saluran air yang unik dan bentuknya seperti bukaan lensa kamera saat dilihat dari dekat. Sebagai wisatawan yang tinggal di sekitar hotel Yogyakarta, jangan heran jika di tempat ini banyak dikunjungi mahasiswa karena merupakan tempat praktik konservasi hutan bagi mahasiswa Universitas Gajah Mada.

Hubungan Wanagama dengan Masyarakat Sekitar

Hutan Wanagama tidak hanya sebaga tempat tumbuh dan hidup berbagai jenis pohon, tetapi juga sebagai tempat bergantung hidup masyarakat sekitarnya. Mereka bekerja sama dan menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan Wanagama. Misalnya, masyarakat sekitar Wanagama yang ada hotel Yogyakarta diizinkan untuk menanam rumpu kalanjana di sela-sela lahan kosong yang nantinya menjadi makanan bagi sapi-sapi milik warga yang bermatapencaharian sebagai peternak. Sementara itu, Wanagama mendapat pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak. Selain itu, madu yang dijual oleh masyarakat juga didapat dari peternakan lebah di sebelah timur Wanagama. Bahkan, stok madu biasanya berlimpah ketika musim hujan dikarenakan bunga bermekaran.

No comments:

Post a Comment